
Kematian adalah bagian dari kehidupan yang tidak dapat kita hindari dan datang tanpa kita ketahui. Nah, jika demikian ketika mereka telah tiada apakah kita cukup mampu menyia-nyikannya lagi? Apakah kita cukup kuat untuk melawan dan membentaknya dengan teriakan yang keras yang menyakiti hati dan perasaan mereka ?

Banyak orang ketika orang tuanya masih hidup mungkin tidak menyadarinya, namun ketika mereka sudah tidak lagi bernywa baru menyadari dan menyesalinya. Untuk itu saya ingin sekali berbagi dan sharing bersama Anda. Artikel surat untuk anakku ini saya tulis buat kita semua sebagai renungan yang inspirasinya dari catatan seorang teman. Berdasarkan dari judul postingan ini " Surat Untuk Anakku " yang isinya dapat Anda baca di bawah ini
Wahai anakku, ketika kau membaca surat ini, mungkin aku telah tua renta..
Mungkin juga aku sudah tiada dan tidak lagi benyawa...
Aku tidak bisa berkata dan berbuat apa apa..
Di saat daku tua, dan bukan lagi diriku sendiri..
Maklumilah diriku, bersabarlah menghadapiku..
Di saat aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku..
Di saat aku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatu..
ingatlah saat saat di mana aku mengajarimu, membimbingmu tuk melakukannya..
Di saat saya dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu..
bersabarlah menghadapiku nak, janganlah memotong ucapanku..
Di masa kecilmu aku harus mengulang cerita hingga ratusan kali sampai engkau terbuai dalam mimpi..
Di saat saya butuh kamu tuk memandikanku, Janganlah menyalahkan aku..
ingatlah di masa kecilmu di mana aku dengan berbagai cara membujukmu tuk mandi..
Di saat aku bingung dengan hal yang baru dan modern, janganlah mentertawaiku nak..
Renungkanlah ketika kamu dengan lugu bertanya ke padaku..
dan aku dengan bangga menjawab semua pertanyaan mu..
Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berilah sedikit waktu padaku tuk mengingatnya..
Sebenarnya bukan topik pembicaraan bukanlah hal yg penting bagiku..
Asalkan kamu berada di sisiku untuk mendengarkan aku..
Aku telah bahagia..
Di saat engkau melihatku menua..
Janganlah bersedih..
Dukunglah aku, bagaikan aku terhadapmu..
ketika engkau belajar tentang arti kehidupan ini..
Dan ketika kau membaca surat ini nak, janganlah menangisi aku...
Sebelum Anda beranjak dari halaman ini, saya sangat senang sekali jika Anda bersedia meluangkan sedikit waktu untuk men-share artikel ini dan memberikan G +1 agar artikel ini juga dapat dibaca oleh sahabat atau orang terdekat Anda.
Rekomendasi :
Post title : Surat Untuk Anakku
URL post : https://adanggak.blogspot.com/2012/06/surat-untuk-anakku.html
URL post : https://adanggak.blogspot.com/2012/06/surat-untuk-anakku.html
0 komentar:
Show Emoticons
Posting Komentar